Jumat, 24 Februari 2012

Laporan Praktikum TSS TDS


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun mahluk hidup di dunia ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan maupun hewan, sebagian besar tersusun oleh air, seperti di dalam sel tumbuhan terkandung lebih dari 75% atau di dalam sel hewan terkandung lebih dari 67%. Dari sejumlah 40 juta mil-kubik air yang berada di permukaan dan di dalam tanah, ternyata tidak lebih dari 0,5% (0,2 juta mil-kubik) yang secara langsung dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Karena 97% dari sumber air tersebut terdiri dari air laut, 2,5% berbentuk salju abadi yang dalam keadaan mencair baru dapat digunakan.
Air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui, tetapi air akan dapat dengan mudah terkontaminasi oleh aktivitas manusia. Air banyak digunakan oleh manusia untuk tujuan yang bermacam-macam sehingga dengan mudah dapat tercemar. Menurut tujuan penggunaannya, kriterianya berbeda-beda. Air yang sangat kotor untuk diminum mungkin cukup bersih untuk mencuci, untuk pembangkit tenaga listrik, untuk pendingin mesin dan sebagainya. Air yang terlalu kotor untuk berenang ternyata cukup baik untuk bersampan maupun memancing ikan dan sebagainya.

Pencemaran air dapat merupakan masalah, regional maupun lingkungan global, dan sangat berhubungan dengan pencemaran udara serta penggunaan lahan tanah atau daratan. Pada saat udara yang tercemar jatuh ke bumi bersama air hujan, maka air tersebut sudah tercemar. Beberapa jenis bahan kimia untuk pupuk dan pestisida pada lahan pertanian akan terbawa air ke daerah sekitarnya sehingga mencemari air pada permukaan lokasi yang bersangkutan. Pengolahan tanah yang kurang baik akan dapat menyebabkan erosi sehingga air permukaan tercemar dengan tanah endapan.
Air murni tidak berwarna, tapi air dialam sering berwarna oleh zat asing. Air yang warnanya sebagian disebabkan bahan tersuspensi dikatakan memiliki warna tampak (apparent color). Warna yang disebabkan oleh padatan terlarut yang tersisa setelah penghilangan bahan tersuspensi dikenal sebagai warna sesungguhnya (true color).  Setelah hubungan dengan puing-puing organik seperti daun, batang pohon, rumput atau kayu, air mengambil tannin dan asam humus dan berwarna coklat kekuningan. Besi oksida menyebabkan air kemerahan dan mangan oksida menyebabkan air coklat atau kehitaman.
Air yang berwarna secara estetis tidak dapat diterima masyarakat. Kenyataannya, bila diberi pilihan masyarakat cenderung memilih air yang jernih tidak berwarna. Air yang sangat berwarna tidak cocok untuk mencuci, mandi, minum, produksi dan pengolahan makanan.Oleh karena itu, untuk tetap menjaga kualitas air tersebut utamanya padatan terlarut dan padatan tersuspensi maka diadakanlah percobaan pengukuran Total Dissolved Solid dengan menggunakan  metode elektrikal konduktiviti dan pengukuran Total Suspended Solid dengan menggunakan metode Gravimetri.

B.     Rumusan Masalah
1.      Berapa kadar  Total Dissolved Solid dalam sampel air yang diteliti ?
2.      Berapa kadar  Total Suspended  Solid dalam sampel air yang diteliti ?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui  kadar  Total Dissolved Solid dalam sampel air yang diteliti.
2.      Untuk mengetahui  kadar  Total Suspended  Solid dalam sampel air yang diteliti.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Tinjauan Umum TSS dan TDS
Air merupakan salah satu kebutuhan hidup dan merupakan dasar bagi perikehidupan di bumi. Tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak dapat berlangsung. Oleh karena itu, penyediaan air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia untuk kelangsungan hidup dan menjadi faktor penentu dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia.
Sumber daya air dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain kepentingan rumah tangga, industri, perikanan, pertanian, dan sarana angkutan air. Sesuia kebutuhan akan air dan kemajuan tekhnologi air permukaan dapat dimanfaatkan lebih luas lagi untuk baku mutu sumber air minum dan air industri (Arif, 2010).
  Tersedianya persediaan air yang cukup dalam hal jumlah dan kualitas sangat penting bagi manusia. Sejak awal manusia mengakui pentingnya air dari segi jumlah. Peradaban berkembang disekitar badan air sehingga dapat mendukung pertanian dan transportasi sebaik menyediakan air minum. Kesadaran pentingnya kualitas air berkembang lebih perlahan. Sejak awal manusia menilai kualitas air hanya melalui penampakan fisik, rasa dan bau. Tidak hingga ilmu pengetahuan biologi, kimia, dan medis berkembang berbagai cara tersedia untuk mengukur kualitas air dan menentukan pengaruhnya pada kesehatan manusia (Arif Sumantri, 2010).
Peraturan pemerintah No. 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya. Asapun penggolongan air menurut peruntukannya adalah sebagai berikut :
1.      Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa penggolongan terlebih dahulu.
2.      Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku minum.
3.      Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
4.      Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha diperkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air.

Air merupakan sumberdaya yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup baik untuk memenui kebutuhannya maupun menopang hidupnya secara alami. Kegunaan air yang bersifat universal atau menyeluruh dari setiap aspek kehidupan menjadi semakin berharganya air baik jika dilihat dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Air dibumi sekitar 95,1% adalah air asin sedangkan 4,9% berupa airtawar, hal ini tentu saja menjadi perhatian yang sangat penting mengingat keberadaan air yang bisa dimanfaatkan terbatas sedangkan kebutuhan manusia tidak terbatas sehingga perlu suatu pengelolaan yang baik agar air dapat dimanfaatkan secara lestari (Anonim, 2011).
Air merupakan salah satu komponen  yang membentuk bumi, dimana bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya berupa daratan, dan udara mengandung zat cair atau uap air sebanyak 15% dari tekanan atmosfir. Secara garis besar dapat dikatakan air bersumber dari laut, darat, dan udara. Air memiliki beberapa sifat yang unik sehingga dapat menjadi senyawa yang paling penting dalam kehidupan di muka bumi ini, diantaranya :
1.       Pelarut yang hebat, karena dibentuk oleh 2 hidrogen dan satu oksigen dengan ikatan kovalen polar, memungkinkan untuk melarutkan ion-ion dengan cara menyelimuti ion dengan sisi sebaliknya dari muatan ion tersebut, sehingga memungkinkan senyawa dapat stabil dalam bentuk larutan. Selain itu air melarutkan dengan sangat baik senyawa-senyawa polar.
  1. Es mengambang, biasanya bila suatu senyawa memadat maka padatannya akan memiliki bobot jenis yang lebih tinggi, tapi sebaliknya pada air ketika menjadi es, bobot jenis es lebih rendah dari air pada kondisi normal sehingga es dapat mengambang pada permukaan air. Hal ini menyebabkan minuman dingin tampilanya lebih indah dengan es yang mengambang.
  2. Melarutkan gas, banyak gas yang dapat terlarut dalam air seperti oksigen, nitrogen, karbondioksida. Hal ini terjadi karena adanya kombinasi gaya tarik dan tolak antara air dan gas.
  3. Panas laten yang tinggi, air dapat menyimpan panas cukup baik dan melepaskannya dengan bertahap, hal ini banyak menguntungkan dalam kehidupan sehari-hari
  4. Titik didih tinggi, untuk memecahkan ikatan hidrogen antar molekul air dibutuhkan energi yang cukup tinggi sehingga hal ini menguntungkan kita karena dalam suhu normal air ada dalam kondisi cair.
  5. Titik kritik yang rendah, pertemuan tiga fase air ada pada suhu yang cukup rendah, sehingga air mampu menyublim pada suhu diatas 4 derajar celsius, hal ini menjadikan air bisa hilang bila tercecer pada suhu normal
  6. Air adalah kohesi, dengan beberapa senyawa air bersifat tidak menempel, bisa dilihat pada beberapa serangga yang memiliki senyawa tertentu dapat melayang diatas permukaan air.
  7. Air adalah adhesi, pada beberapa permukaan senyawa air dapat menempel seperti pada selulosa
  8. Ikatan hidrogen antar molekul, molekul-molekul air saling bersatu dengan adanya ikatan hidrogen yang memiliki kekuatan ikatan yang tidak terlalu kuat yang membuat air mudah untuk mengikuti bentuk wadah dan bisa dipakai untuk minum, mandi, dll.
B.     Total Suspended Solid(TSS) dan Total Dissolved Solid (TDS)
            Uji TSS (Total suspended Solid) merupakan suatu cara untuk menguji kadar total padatan terlarut dalam suatu bahanmakanan. Bahan makanan yang dicuciterlalu lama akan menyebabkan hilangnyakandungan gizi dalam jumlah banyak, selainitu pemanasan yang terlalu lama juga dapatmenyebabkan hilangnya kandungan gizidalam bahan makanan tersebut.Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solute, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak dari pada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven.
            Zat Padat Tersuspensi dapat bersifat organis dan inorganis. Zat Padat Tersuspensi dapat diklasifikasikan sekali lagi menjadi antara lain zat padat terapung yang selalu bersifat organis dan zat padat terendap yang dapat bersifat organis dan inorganis. Jumlah padatan tersuspensi dapat dihitung menggunakan Gravimetri, padatan tersuspensi akan mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air sehingga akan mempengaruhi regenerasi oksigen serta fotosintesis (Misnani, 2010).
            Material tersuspensi mempunyai efek yang kurang baik terhadap kualitas badan air karena dapat menyebabkan menurunkan kejernihan air dan dapat mempengaruhi kemampuan ikan untuk melihat dan menangkap makanan serta menghalangi sinar matahari masuk ke dalam air. Endapan tersuspensi dapat juga menyumbat insang ikan, mencegah telur berkembang. Ketika suspended solid tenang di dasar badan air, dapat menyembunyikan telur dan terjadi pendangkalan pada badan air sehingga memerlukan pengerukan yang memerlukan biaya operasional tinggi. Kandungan TSS dalam badan air sering menunjukan konsentrasi yang lebih tinggi pada bakteri, nutrien, pestisida, logam didalam air (Margareth, 2009).
            Sedangkan TDS (Total Dissolve Solid) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organic maupun anorganic) yang terdapat pada sebuah larutan. Umumnya berdasarkan definisi di atas seharusnya zat yang terlarut dalam air (larutan) harus dapat melewati saringan yang berdiameter 2 mikrometer (2×10-6 meter). Aplikasi yang umum digunakan adalah untuk mengukur kualitas cairan biasanya untuk pengairan, pemeliharaan aquarium, kolam renang, proses kimia, dan pembuatan air mineral. Setidaknya, kita dapat mengetahui air minum mana yang baik dikonsumsi tubuh, ataupun air murni untuk keperluan kimia misalnya pembuatan kosmetika, obat-obatan, dan makanan (Misnani, 2010).
        
            Total padatan terlarut merupakan bahan-bahan terlarut dalam air yang tidak tersaring dengan kertas saring millipore dengan ukuran pori 0,45 μm. Padatan ini terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan organik yang terlarut dalam air, mineral dan garam-garamnya. Penyebab utama terjadinya TDS adalah bahan anorganik berupa ion-ion yang umum dijumpai di perairan. Sebagai contoh air buangan sering mengandung molekul sabun, deterjen dan surfaktan yang larut air, misalnya pada air buangan rumah tangga dan industri pencucian.
            Banyak zat terlarut yang tidak diinginkan dalam air. Mineral, gas, zat organik yang terlarut mungkin menghasilkan warna, rasa dan bau yang secara estetis tidak menyenangkan. Beberapa zat kimia mungkin bersifat racun, dan beberapa zat organik terlarut bersifat karsinogen. Cukup sering, dua atau lebih zat terlarut khususnya zat terlarut dan anggota golongan halogen akan bergabung membentuk senyawa yang bersifat lebih dapat diterima daripada bentuk tunggalnya (Misnani, 2010).

C.    Pengukuran TSS dan TDS
1.      Gravimetri
Gravimetri adalah pemeriksaan jumlah zat dengan cara penimbangan hasil reaksi pengendapan. Gravimetri merupakan pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Kesederhanaan itu kelihatan karena dalam gravimetri jumlah zat ditentukan dengan cara menimbang langsung massa zat yang dipisahkan dari zat-zat lain. Analisis gravimetri sangat penting dalam bidang kimia analisis, meskipun telah didengar bahwa teknik gravimetrik telah digantikan oleh metode instrumen. Masih banyak kasus dimana teknik gravimetrik merupakan pilihan terbaik untuk memecahkan suatu problem analisis yang khusus.


Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal kesenyawaan murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan. Langkah pengukuran pada gravimetri adalah pengukuran berat. Analit secara fisik dipisahkan dari semua komponen lainnya maupun dengan solvennya. Persyaratan yang harus dipenuhi agar garvimetri dapat berhasil ialah terdiri dari proses pemisahan yang harus cukup sempurna sehingga kualitas analit yang tidak mengendap secara analit tidak ditentukan dan zat yang ditimbang harus mempunyai susunan tertentu dan harus murni atau mendekati murni (Irha, 2011).

2.      Elektrikal Konduktiviti
Konduktivitas listrik air secara langsung berhubungan dengan konsentrasi padatan terlarut yang terionisasi dalam air. Ion dari konsentrasi padatan terlarut dalam air menciptakan kemampuan pada air untuk menghasilkan arus listrik yang dapat diukur menggunakan konduktivity  meter.  Elektrikal konduktiviti  ini adalah mengukur konduktivitas listrik bahan-bahan yang terkandung dalam air. Semakin banyak bahan (mineral logam maupun nonlogam) dalam air, maka hasil pengukuran akan semakin besar pula. Sebaliknya, bila sangat sedikit bahan yang terkandung dalam air maka hasilnya mendekati nol, atau yang kita sebut dengan air murni (pure water) (Insan, 2008).
Konduktiviti meter adalah alat yang digunakan untuk menentukan daya hantar suatu larutan dan mengukur derajat ionisasi suatu larutan elektrolit dalam air dengan cara menetapkan hambatan suatu kolom cairan selain itu konduktivity meter memiliki kegunaan yang lain yaitu mengukur daya hantar listrik yang diakibatkan oleh gerakan partikel di dalam sebuah larutan. Menurut literatur faktor-faktor yang mempengaruhi daya hantar adalah perubahan suhu dan konsentrasi. Dimana jika semakin besar suhunya maka daya hantar pun juga akan semakin besar dan apabila semakin kecil suhu yang digunakan maka sangat kecil pula daya hantar yang dihasilkan dan begitu dengan sebaliknya antara konsentrasi dan daya hantar. Oleh sebab itu pengaruh suhu dan konsentrasi dapat mempengaruhi daya hantar (Anonim, 2010).
Prinsip kerja elektrikal konduktiviti adalah dua buah probe dihubungkan ke larutan yang akan diukur, kemudian dengan rangkaian pemprosesan sinyal akan mengeluarkan output yang menunjukkan besar konduktifitas/daya hantar listrik sampel air tersebut. (Endrah, 2010)




























BAB III
METODE PERCOBAAN

A.    Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       Botol semprot
b.      Cawan petri
c.       Corong
d.      Desikator
e.       Gelas kimia 400 mL
f.       Gelas ukur 50 mL
g.      Konduktiviti meter
h.      Kertas saring
i.        Labu Erlenmeyer\
j.        Oven
k.      Pinset
l.        Timbangan Analitis

2.      Bahan
a.       Air sampel
b.      Aquades

B.     Prosedur Kerja
1.      Total Dissolved Solid
Pada praktikum pengukuran TDS digunakan metode Electrikal Konduktivity. Adapun langkah-langkah pengerjaannya, yaitu :
a.       Siapkan gelas kimia 2 buah kemudian masing-masing masukkan sampel 100 mL kedalam gelas kimia.
b.      Siapkan alat Konduktiviti meter
c.       Aduk larutan sampel menggunakan Probe konduktiviti selama 5 detik
Kemudian diamkan.
d.      Baca nilai yang tertera pada display konduktiviti meter
2.      Total Suspended Solid
Pada praktikum Pengukuran Total Suspended Solid (TSS) digunakan metode gravimetri. Menurut Standar Nasional Indonesia, dalam gravimetri terdapat 3 tahap pengerjaan, yaitu :
a.       Preparasi sampel
1)      Pisahkan partikel besar yang mengapung.
2)      Residu yang berlebihan dalam saringan dapat mengering membentuk kerak dan menjebak air, untuk itu batasi contoh uji agar tidak menghasilkan residu lebih dari 200 mg.
3)      Untuk contoh uji yang mengandung padatan terlarut tinggi, bilas residu yang menempel dalam kertas saring untuk memastikan zat yang terlarut telah benar-benar dihilangkan.
4)      Hindari melakukan penyaringan yang lebih lama, sebab untuk mencegah penyumbatan oleh zat koloidal yang terperangkap pada saringan.
b.      Preparasi kertas saring
1)      Pasang kertas saring pada corong dan letakkan corong pada labu Erlenmeyer, siram kertas saring dengan aquades  berlebih 20 mL.
2)      Pindahkan kertas saring dari corong ke cawan petri.
3)      Keringkan dalam oven pada suhu 103°C sampai dengan 105°C selama 1 jam, dinginkan dalam desikator selama 10-15 menit kemudian timbang.
4)      Ulangi langkah pada butir ke 3 sampai diperoleh berat konstan atau sampai perubahan berat lebih kecil dari 4% terhadap penimbangan sebelumnya atau lebih kecil dari 0,5 mg.
c.       Analisis TSS
1)      Siapkan alat penyaringan kemudian basahi saringan dengan sedikit air suling atau aquades.
2)      Aduk sampel sampai homogen kemudian pindahkan sebanyak 50 mL kedalam gelas ukur.
3)      Kemudian masukkan sampel kedalam peralatan penyaringan dan tunggu sampai semua larutan melewati  saringan
4)       Pindahkan kertas saring secara hati-hati dari peralatan penyaring ke cawan petri.
5)      Keringkan dalam oven  selama 1 jam pada suhu 103°C sampai dengan 105°C, dinginkan dalam desikator selama 10-15 menit untuk menyeimbangkan suhu dan timbang.
6)    Ulangi tahapan pengeringan, pendinginan dalam desikator, dan lakukan penimbangan sampai diperoleh berat konstan atau sampai perubahan berat lebih kecil dari 4% terhadap penimbangan sebelumnya atau lebih kecil dari 0,5 mg.

























BAB IV
HASIL DAN PENGAMATAN

A.    Hasil Pengamatan
1.      Total Dissolved Solid
Table hasil pengamatan
Sampel
Hasil
A1
97 mg/L
A2
103 mg/L

2.      Total Suspended Solid
Table hasil pengamatan
Bobot sebelum saringan (Mg)
Bobot setelah saringan (Mg)
Volume sampel (mL)
Hasil (Mg/L)
55,8614
55,8627
50 mg/L
0,026
60,2572
60,2690
50 mg/L
0,236

Rumus :
Total Suspended Solid = ( A – B ) X  1000
                                                     C
Keterangan:
A : Bobot setelah saringan
B : Bobot sebelum saringan
C : Volume sampel






a.       Sampel A1
Dik: A = 55,8627
     B = 55,8614
     C = 50 mL
Dit : TSS1 ……………?
Penyelesaian :
TSS  = ( A – B )  X  1000
                           C
TSS1 =  ( 55,8627  –  55,8614 ) X  1000
                                  50 L
                               = 0,0013 X 1000
                                          50 L
                                =  0,026 mg/L
b.      Sampel A2
Dik: A = 60,2690
     B = 60,2572
     C = 50 mL
Dit : TSS1 ……………?
Penyelesaian :
TSS  = (  A – B )  X  1000
                            C
TSS2 = ( 60,2690  –  60,2572 ) X  1000
                                  50 L
                                = 0,0118 X 1000
                                          50 L
                                 = 0,236 mg/L





B.     Pembahasan
Pada penentuan kadar padatan terlarut didalam sampel air ini digunakan dengan Electrikal Konduktivity yaitu dimulai dengan menyiapkan alat yaitu konduktivity meter, kemudian sampel dihangatkan terlebih dahulu di dalam oven kemudian setelah hangat air sampel dalam botol di kocok agar air sampel di dalamnya homogen kemudian dimasukkan 100 mL kedalam masing-masing gelas kimia, kemudian ujung alat pendeteksi konduktivity meter (probe) dicelupkan kedalam sampel dan diaduk selama 5 detik kemudian didiamkan. Dengan rangkaian pemprosesan sinyal akan mengeluarkan output yang menunjukkan besar konduktifitas/daya hantar listrik sampel air tersebut yang tertera pada display konduktivity meter. Hasil yang diperoleh pada sampel A1 adalah 97 mg/L dan sampel A2 adalah 103 mg/L.
Pada penentuan kadar padatan tersuspensi di dalam sampel air ini digunakan metode gravimetri dengan cara mengendapkan padatan tersuspensi yang terkandung di dalam sampel air yang dianalisa. Pengendapan dilakukan dengan cara menyaring sampel air sehingga keduanya menjadi terpisah, dimana padatan tersuspensi memiliki ukuran molekul yang lebih besar dari pada padatan terlarut sehingga padatan tersuspensi ini akan tertinggal pada kertas saring saat penyaringan dilakukan. Sebelum disaring, sampel air terlebih dahulu dikocok agar zat-zat yang terkandung di dalamnya tersebar merata dan homogen kemudian dimasukkan kedalam 50 mL kedalam gelas ukur lalu disaring menggunakan kertas whatman 0,45 µm. Endapan yang tertinggal pada kertas saring sebagai padatan tersuspensi ini kemudian diletakkan pada wadah berupa cawan petri kemudian dilakukan  pemanasan di dalam oven dengan suhu 1030C - 105C selama 1 jam bertujuan untuk menghilangkan kadar air yang terdapat pada kertas saring maupun endapan sehingga akan diperoleh berat padatan tersuspensi yang akurat. Setelah dilakukan pemanasan maka kertas saring beserta wadahnya didinginkan di dalam desikator selama 10 - 15 menit selanjutnya ditimbang hingga diperoleh berat yang konstan. Perlu diperhatikan jika tidak diperoleh berat konstan maka Ulangi tahapan pengeringan, pendinginan dalam desikator, dan lakukan penimbangan sampai diperoleh berat konstan atau sampai perubahan berat lebih kecil dari 4% terhadap penimbangan sebelumnya atau lebih kecil dari 0,5 mg. Adapun Hasil  yang diperoleh pada sampel A1 adalah 0,026 mg/L dan sampel A2 adalah 0,236 mg/L.
Berdasarkan standar kualitas air minum yang telah ditentukan oleh Amerika Serikat dan PERMENKES RI 2010 untuk Total Dissolved Solid adalah  sebesar 500 mg/L. Jadi dapat disimpulkan bahwa air tersebut layak untuk dikonsumsi.





























BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Dari percobaan yang telah kita lakukan, kita dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
            1.      Hasil yang diperoleh pada  pengukuran Total Dissolved solid untuk sampel A1 adalah 97 mg/L dan sampel A2 adalah 103 mg/L.
            2.      Hasil yang diperoleh pada pengukuran Total Suspended solid untuk  sampel A1 adalah 0,026 mg/L dan sampel A2 adalah 0,236 mg/L.

B.     Saran
            Sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum setiap mahsiswa dapat melakukan praktikum dengan lebih berhati-hati pada saat penggunaan bahan kimia khususnya bahan kimia yang berbahaya.






















DAFTAR PUSTAKA


Anonymous. 2010.  Total Dissolved Solids. online http://en.wikipedia.org/wiki/Total_dissolved_solids. Diakses pada tanggal 06 November 2011

Anonymous. 2011. Tinjauan Pusta http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20469/3/Chapter%20II.pdf . Diakses pada tanggal 06 November 2011

Banyu. 2010. Didownload dari http://www.sentra-edukasi.com/2010/04/cara-kerja-tds-meter.html Diakses 05 November 2011


Insan 2008. Mineral Water VS Pure Water. Online http://www.forumsains.com/kesehatan/mineral-water-vs-pure-water/5/?wap2. Diakses pada tanggal 07 November 2011

Misnani. 2010. Praktikum Teknik Lingkungan Total Padatan Terlarut. Online http://misnanidulhadi.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 07 November 2011


Margareth Elisa. 2009. Analisa Kadar Total Suspended Solid (TSS), Amoniak (NH3), Sianida (CN) Dan Sulfida (S2-) Pada Limbah Cair Bapedaldasu. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20925/4/Chapter%2009.pdf. . Diakses pada tanggal 07 November 2011

Sumantri Arif. Kesehatan Lingkungan Dan Prespektif Islam, Jakarta: Kencana, 2010

3 komentar:

  1. cara pengenceran larutan yang benar itu gmna ? mohon infonya
    dari 2ppm ke 0.2ppm

    BalasHapus
  2. @uknown caranya dengan rumus pengenceran.. ditmbahkan pelarut sejumlah trtentu sehingga konstrasinya berkurang ... rumus = V1.C1 = V2.C2

    BalasHapus