BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Air
adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun mahluk hidup di dunia
ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan
maupun hewan, sebagian besar tersusun oleh air, seperti di dalam sel tumbuhan
terkandung lebih dari 75% atau di dalam sel hewan terkandung lebih dari 67%.
Dari sejumlah 40 juta mil-kubik air yang berada di permukaan dan di dalam tanah,
ternyata tidak lebih dari 0,5% (0,2 juta mil-kubik) yang secara langsung dapat
digunakan untuk kepentingan manusia. Karena 97% dari sumber air tersebut
terdiri dari air laut, 2,5% berbentuk salju abadi yang dalam keadaan mencair
baru dapat digunakan.
Air
merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui, tetapi air akan dapat dengan
mudah terkontaminasi oleh aktivitas manusia. Air banyak digunakan oleh manusia
untuk tujuan yang bermacam-macam sehingga dengan mudah dapat tercemar. Menurut
tujuan penggunaannya, kriterianya berbeda-beda. Air yang sangat kotor untuk
diminum mungkin cukup bersih untuk mencuci, untuk pembangkit tenaga listrik,
untuk pendingin mesin dan sebagainya. Air yang terlalu kotor untuk berenang
ternyata cukup baik untuk bersampan maupun memancing ikan dan sebagainya.
Pencemaran
air dapat merupakan masalah, regional maupun lingkungan global, dan sangat
berhubungan dengan pencemaran udara serta penggunaan lahan tanah atau daratan.
Pada saat udara yang tercemar jatuh ke bumi bersama air hujan, maka air
tersebut sudah tercemar. Beberapa jenis bahan kimia untuk pupuk dan pestisida
pada lahan pertanian akan terbawa air ke daerah sekitarnya sehingga mencemari
air pada permukaan lokasi yang bersangkutan. Pengolahan tanah yang kurang baik
akan dapat menyebabkan erosi sehingga air permukaan tercemar dengan tanah
endapan.
Air
murni tidak berwarna, tapi air dialam sering berwarna oleh zat asing. Air yang
warnanya sebagian disebabkan bahan tersuspensi dikatakan memiliki warna tampak
(apparent color). Warna yang disebabkan oleh padatan terlarut yang tersisa
setelah penghilangan bahan tersuspensi dikenal sebagai warna sesungguhnya (true
color). Setelah hubungan dengan
puing-puing organik seperti daun, batang pohon, rumput atau kayu, air mengambil
tannin dan asam humus dan berwarna coklat kekuningan. Besi oksida menyebabkan
air kemerahan dan mangan oksida menyebabkan air coklat atau kehitaman.
Air yang
berwarna secara estetis tidak dapat diterima masyarakat. Kenyataannya, bila
diberi pilihan masyarakat cenderung memilih air yang jernih tidak berwarna. Air
yang sangat berwarna tidak cocok untuk mencuci, mandi, minum, produksi dan
pengolahan makanan.Oleh karena itu, untuk tetap menjaga kualitas air tersebut
utamanya padatan terlarut dan padatan tersuspensi maka diadakanlah percobaan
pengukuran Total Dissolved Solid dengan menggunakan metode elektrikal konduktiviti dan pengukuran
Total Suspended Solid dengan menggunakan metode Gravimetri.
B. Rumusan Masalah
1.
Berapa kadar Total Dissolved Solid dalam sampel air yang
diteliti ?
2.
Berapa kadar Total Suspended Solid dalam sampel air yang diteliti ?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui kadar
Total Dissolved Solid dalam sampel air yang diteliti.
2.
Untuk mengetahui kadar
Total Suspended Solid dalam
sampel air yang diteliti.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Tinjauan
Umum TSS dan TDS
Air merupakan salah satu kebutuhan
hidup dan merupakan dasar bagi perikehidupan di bumi. Tanpa air, berbagai
proses kehidupan tidak dapat berlangsung. Oleh karena itu, penyediaan air
merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia untuk kelangsungan hidup dan
menjadi faktor penentu dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia.
Sumber daya air dapat dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan, antara lain kepentingan rumah tangga, industri,
perikanan, pertanian, dan sarana angkutan air. Sesuia kebutuhan akan air dan
kemajuan tekhnologi air permukaan dapat dimanfaatkan lebih luas lagi untuk baku
mutu sumber air minum dan air industri (Arif, 2010).
Tersedianya persediaan air yang cukup dalam hal jumlah dan kualitas
sangat penting bagi manusia. Sejak awal manusia mengakui pentingnya air dari
segi jumlah. Peradaban berkembang disekitar badan air sehingga dapat mendukung
pertanian dan transportasi sebaik menyediakan air minum. Kesadaran pentingnya
kualitas air berkembang lebih perlahan. Sejak awal manusia menilai kualitas air
hanya melalui penampakan fisik, rasa dan bau. Tidak hingga ilmu pengetahuan
biologi, kimia, dan medis berkembang berbagai cara tersedia untuk mengukur
kualitas air dan menentukan pengaruhnya pada kesehatan manusia (Arif Sumantri,
2010).
Peraturan pemerintah No. 20 tahun
1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut
peruntukannya. Asapun penggolongan air menurut peruntukannya adalah sebagai
berikut :
1. Golongan
A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa
penggolongan terlebih dahulu.
2. Golongan
B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku minum.
3. Golongan
C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
4. Golongan
D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha diperkotaan,
industri, dan pembangkit listrik tenaga air.
Air merupakan sumberdaya yang
sangat diperlukan oleh makhluk hidup baik untuk memenui kebutuhannya maupun
menopang hidupnya secara alami. Kegunaan air yang bersifat universal atau
menyeluruh dari setiap aspek kehidupan menjadi semakin berharganya air baik
jika dilihat dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Air dibumi sekitar 95,1%
adalah air asin sedangkan 4,9% berupa airtawar, hal ini tentu saja menjadi
perhatian yang sangat penting mengingat keberadaan air yang bisa dimanfaatkan
terbatas sedangkan kebutuhan manusia tidak terbatas sehingga perlu suatu
pengelolaan yang baik agar air dapat dimanfaatkan secara lestari (Anonim, 2011).
Air merupakan salah satu komponen yang membentuk bumi, dimana bumi dilingkupi
air sebanyak 70% sedangkan sisanya berupa daratan, dan udara mengandung zat
cair atau uap air sebanyak 15% dari tekanan atmosfir. Secara garis besar dapat
dikatakan air bersumber dari laut, darat, dan udara. Air memiliki beberapa
sifat yang unik sehingga dapat menjadi senyawa yang paling penting dalam
kehidupan di muka bumi ini, diantaranya :
1.
Pelarut yang hebat, karena dibentuk oleh 2 hidrogen dan satu
oksigen dengan ikatan kovalen polar, memungkinkan untuk melarutkan ion-ion dengan
cara menyelimuti ion dengan sisi sebaliknya dari muatan ion tersebut, sehingga
memungkinkan senyawa dapat stabil dalam bentuk larutan. Selain itu air
melarutkan dengan sangat baik senyawa-senyawa polar.
- Es mengambang, biasanya bila suatu senyawa memadat maka padatannya akan memiliki bobot jenis yang lebih tinggi, tapi sebaliknya pada air ketika menjadi es, bobot jenis es lebih rendah dari air pada kondisi normal sehingga es dapat mengambang pada permukaan air. Hal ini menyebabkan minuman dingin tampilanya lebih indah dengan es yang mengambang.
- Melarutkan gas, banyak gas yang dapat terlarut dalam air seperti oksigen, nitrogen, karbondioksida. Hal ini terjadi karena adanya kombinasi gaya tarik dan tolak antara air dan gas.
- Panas laten yang tinggi, air dapat menyimpan panas cukup baik dan melepaskannya dengan bertahap, hal ini banyak menguntungkan dalam kehidupan sehari-hari
- Titik didih tinggi, untuk memecahkan ikatan hidrogen antar molekul air dibutuhkan energi yang cukup tinggi sehingga hal ini menguntungkan kita karena dalam suhu normal air ada dalam kondisi cair.
- Titik kritik yang rendah, pertemuan tiga fase air ada pada suhu yang cukup rendah, sehingga air mampu menyublim pada suhu diatas 4 derajar celsius, hal ini menjadikan air bisa hilang bila tercecer pada suhu normal
- Air adalah kohesi, dengan beberapa senyawa air bersifat tidak menempel, bisa dilihat pada beberapa serangga yang memiliki senyawa tertentu dapat melayang diatas permukaan air.
- Air adalah adhesi, pada beberapa permukaan senyawa air dapat menempel seperti pada selulosa
- Ikatan hidrogen antar molekul, molekul-molekul air saling bersatu dengan adanya ikatan hidrogen yang memiliki kekuatan ikatan yang tidak terlalu kuat yang membuat air mudah untuk mengikuti bentuk wadah dan bisa dipakai untuk minum, mandi, dll.
B.
Total
Suspended Solid(TSS) dan Total Dissolved Solid (TDS)
Uji
TSS (Total suspended Solid) merupakan suatu cara untuk menguji kadar total padatan terlarut dalam suatu
bahanmakanan. Bahan makanan yang dicuciterlalu
lama akan menyebabkan hilangnyakandungan gizi dalam jumlah banyak,
selainitu pemanasan yang terlalu lama juga
dapatmenyebabkan hilangnya kandungan gizidalam bahan makanan
tersebut.Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau
lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat)
terlarut atau solute, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak dari pada
zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven.
Zat Padat Tersuspensi dapat
bersifat organis dan inorganis. Zat Padat Tersuspensi dapat diklasifikasikan
sekali lagi menjadi antara lain zat padat terapung yang selalu bersifat
organis dan zat padat terendap yang dapat bersifat organis dan
inorganis. Jumlah padatan tersuspensi dapat dihitung menggunakan Gravimetri,
padatan tersuspensi akan mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air
sehingga akan mempengaruhi regenerasi oksigen serta fotosintesis (Misnani,
2010).
Material tersuspensi
mempunyai efek yang kurang baik terhadap kualitas badan air karena dapat
menyebabkan menurunkan kejernihan air dan dapat mempengaruhi kemampuan ikan untuk
melihat dan menangkap makanan serta menghalangi sinar matahari masuk ke dalam
air. Endapan tersuspensi dapat juga menyumbat insang ikan, mencegah telur
berkembang. Ketika suspended solid tenang di dasar badan air, dapat
menyembunyikan telur dan terjadi pendangkalan pada badan air sehingga
memerlukan pengerukan yang memerlukan biaya operasional tinggi. Kandungan TSS
dalam badan air sering menunjukan konsentrasi yang lebih tinggi pada bakteri,
nutrien, pestisida, logam didalam air (Margareth, 2009).
Sedangkan TDS (Total
Dissolve Solid) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organic maupun
anorganic) yang terdapat pada sebuah larutan. Umumnya berdasarkan definisi di
atas seharusnya zat yang terlarut dalam air (larutan) harus dapat melewati
saringan yang berdiameter 2 mikrometer (2×10-6 meter). Aplikasi yang umum
digunakan adalah untuk mengukur kualitas cairan biasanya untuk pengairan,
pemeliharaan aquarium, kolam renang, proses kimia, dan pembuatan air mineral.
Setidaknya, kita dapat mengetahui air minum mana yang baik dikonsumsi tubuh,
ataupun air murni untuk keperluan kimia misalnya pembuatan kosmetika,
obat-obatan, dan makanan (Misnani, 2010).
Total padatan terlarut merupakan
bahan-bahan terlarut dalam air yang tidak tersaring dengan kertas saring millipore
dengan ukuran pori 0,45 μm. Padatan ini terdiri dari senyawa-senyawa
anorganik dan organik yang terlarut dalam air, mineral dan garam-garamnya.
Penyebab utama terjadinya TDS adalah bahan anorganik berupa ion-ion yang umum
dijumpai di perairan. Sebagai contoh air buangan sering mengandung molekul
sabun, deterjen dan surfaktan yang larut air, misalnya pada air buangan rumah
tangga dan industri pencucian.
Banyak
zat terlarut yang tidak diinginkan dalam air. Mineral, gas, zat organik yang
terlarut mungkin menghasilkan warna, rasa dan bau yang secara estetis tidak
menyenangkan. Beberapa zat kimia mungkin bersifat racun, dan beberapa zat
organik terlarut bersifat karsinogen. Cukup sering, dua atau lebih zat terlarut
khususnya zat terlarut dan anggota golongan halogen akan bergabung membentuk
senyawa yang bersifat lebih dapat diterima daripada bentuk tunggalnya (Misnani,
2010).
C.
Pengukuran
TSS dan TDS
1.
Gravimetri
Gravimetri adalah pemeriksaan jumlah zat dengan cara
penimbangan hasil reaksi pengendapan. Gravimetri merupakan pemeriksaan jumlah
zat yang paling tua dan paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan
kimia lainnya. Kesederhanaan itu kelihatan karena dalam gravimetri jumlah zat
ditentukan dengan cara menimbang langsung massa zat yang dipisahkan dari
zat-zat lain. Analisis gravimetri sangat penting dalam bidang kimia analisis,
meskipun telah didengar bahwa teknik gravimetrik telah digantikan oleh metode
instrumen. Masih banyak kasus dimana teknik gravimetrik merupakan pilihan
terbaik untuk memecahkan suatu problem analisis yang khusus.
Bagian terbesar dari penentuan secara analisis
gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal kesenyawaan murni stabil
yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti.
Metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada
konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan.
Langkah pengukuran pada gravimetri adalah pengukuran berat. Analit secara fisik
dipisahkan dari semua komponen lainnya maupun dengan solvennya. Persyaratan
yang harus dipenuhi agar garvimetri dapat berhasil ialah terdiri dari proses
pemisahan yang harus cukup sempurna sehingga kualitas analit yang tidak
mengendap secara analit tidak ditentukan dan zat yang ditimbang harus mempunyai
susunan tertentu dan harus murni atau mendekati murni (Irha, 2011).
2. Elektrikal
Konduktiviti
Konduktivitas
listrik air secara langsung berhubungan dengan konsentrasi padatan terlarut
yang terionisasi dalam air. Ion dari konsentrasi padatan terlarut dalam air
menciptakan kemampuan pada air untuk menghasilkan arus listrik yang dapat
diukur menggunakan konduktivity
meter. Elektrikal konduktiviti ini adalah mengukur konduktivitas listrik
bahan-bahan yang terkandung dalam air. Semakin banyak bahan (mineral logam
maupun nonlogam) dalam air, maka hasil pengukuran akan semakin besar pula.
Sebaliknya, bila sangat sedikit bahan yang terkandung dalam air maka hasilnya
mendekati nol, atau yang kita sebut dengan air murni (pure water) (Insan,
2008).
Konduktiviti
meter adalah alat yang digunakan untuk menentukan daya hantar suatu larutan dan
mengukur derajat ionisasi suatu larutan elektrolit dalam air dengan cara
menetapkan hambatan suatu kolom cairan selain itu konduktivity meter memiliki
kegunaan yang lain yaitu mengukur daya hantar listrik yang diakibatkan oleh
gerakan partikel di dalam sebuah larutan. Menurut literatur faktor-faktor yang
mempengaruhi daya hantar adalah perubahan suhu dan konsentrasi. Dimana jika semakin
besar suhunya maka daya hantar pun juga akan semakin besar dan apabila semakin
kecil suhu yang digunakan maka sangat kecil pula daya hantar yang dihasilkan
dan begitu dengan sebaliknya antara konsentrasi dan daya hantar. Oleh sebab itu
pengaruh suhu dan konsentrasi dapat mempengaruhi daya hantar (Anonim, 2010).
Prinsip kerja elektrikal konduktiviti adalah dua buah
probe dihubungkan ke larutan yang akan diukur, kemudian dengan rangkaian pemprosesan
sinyal akan mengeluarkan output yang menunjukkan besar konduktifitas/daya
hantar listrik sampel air tersebut. (Endrah, 2010)
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Botol
semprot
b. Cawan
petri
c. Corong
d. Desikator
e. Gelas
kimia 400 mL
f. Gelas
ukur 50 mL
g. Konduktiviti
meter
h. Kertas
saring
i.
Labu Erlenmeyer\
j.
Oven
k. Pinset
l.
Timbangan Analitis
2. Bahan
a. Air
sampel
b. Aquades
B. Prosedur Kerja
1.
Total Dissolved Solid
Pada praktikum pengukuran TDS digunakan metode Electrikal
Konduktivity. Adapun langkah-langkah pengerjaannya, yaitu :
a. Siapkan
gelas kimia 2 buah kemudian masing-masing masukkan sampel 100 mL kedalam gelas
kimia.
b. Siapkan
alat Konduktiviti meter
c. Aduk
larutan sampel menggunakan Probe konduktiviti selama 5 detik
Kemudian diamkan.
d. Baca
nilai yang tertera pada display konduktiviti meter
2.
Total Suspended Solid
Pada praktikum Pengukuran Total Suspended Solid (TSS) digunakan
metode gravimetri. Menurut Standar Nasional Indonesia, dalam gravimetri
terdapat 3 tahap pengerjaan, yaitu :
a. Preparasi
sampel
1) Pisahkan
partikel besar yang mengapung.
2) Residu
yang berlebihan dalam saringan dapat mengering membentuk kerak dan menjebak
air, untuk itu batasi contoh uji agar tidak menghasilkan residu lebih dari 200
mg.
3) Untuk
contoh uji yang mengandung padatan terlarut tinggi, bilas residu yang menempel
dalam kertas saring untuk memastikan zat yang terlarut telah benar-benar
dihilangkan.
4) Hindari
melakukan penyaringan yang lebih lama, sebab untuk mencegah penyumbatan oleh
zat koloidal yang terperangkap pada saringan.
b. Preparasi
kertas saring
1) Pasang kertas saring pada corong dan letakkan
corong pada labu Erlenmeyer, siram kertas saring dengan aquades berlebih 20 mL.
2)
Pindahkan
kertas saring dari corong ke cawan petri.
3)
Keringkan
dalam oven pada suhu 103°C sampai dengan 105°C selama 1 jam, dinginkan dalam
desikator selama 10-15 menit kemudian timbang.
4) Ulangi langkah pada butir ke 3 sampai diperoleh
berat konstan atau sampai perubahan berat lebih kecil dari 4% terhadap
penimbangan sebelumnya atau lebih kecil dari 0,5 mg.
c. Analisis
TSS
1) Siapkan alat penyaringan kemudian basahi
saringan dengan sedikit air suling atau aquades.
2)
Aduk sampel
sampai homogen kemudian pindahkan sebanyak 50 mL kedalam gelas ukur.
3)
Kemudian
masukkan sampel kedalam peralatan penyaringan dan tunggu sampai semua larutan
melewati saringan
4)
Pindahkan kertas saring secara hati-hati dari
peralatan penyaring ke cawan petri.
5)
Keringkan
dalam oven selama 1 jam pada suhu 103°C
sampai dengan 105°C, dinginkan dalam desikator selama 10-15 menit untuk
menyeimbangkan suhu dan timbang.
6)
Ulangi
tahapan pengeringan, pendinginan dalam desikator, dan lakukan penimbangan
sampai diperoleh berat konstan atau sampai perubahan berat lebih kecil dari 4%
terhadap penimbangan sebelumnya atau lebih kecil dari 0,5 mg.
BAB
IV
HASIL
DAN PENGAMATAN
A. Hasil Pengamatan
1. Total
Dissolved Solid
Table hasil pengamatan
Sampel
|
Hasil
|
A1
|
97
mg/L
|
A2
|
103
mg/L
|
2. Total
Suspended Solid
Table hasil pengamatan
Bobot
sebelum saringan (Mg)
|
Bobot
setelah saringan (Mg)
|
Volume
sampel (mL)
|
Hasil
(Mg/L)
|
55,8614
|
55,8627
|
50
mg/L
|
0,026
|
60,2572
|
60,2690
|
50
mg/L
|
0,236
|
Rumus :
Total Suspended Solid = ( A –
B ) X 1000
C
Keterangan:
A : Bobot setelah saringan
B : Bobot sebelum saringan
C : Volume sampel
a. Sampel A1
Dik: A = 55,8627
B = 55,8614
C = 50 mL
Dit : TSS1 ……………?
Penyelesaian :
TSS = ( A – B )
X 1000
C
TSS1 = ( 55,8627
– 55,8614 ) X 1000
50 L
= 0,0013 X 1000
50 L
= 0,026 mg/L
b. Sampel A2
Dik: A = 60,2690
B = 60,2572
C = 50 mL
Dit : TSS1 ……………?
Penyelesaian :
TSS = ( A
– B ) X
1000
C
TSS2 = ( 60,2690 – 60,2572
) X 1000
50 L
= 0,0118 X 1000
50 L
= 0,236 mg/L
B. Pembahasan
Pada penentuan kadar padatan terlarut didalam sampel air ini digunakan
dengan Electrikal Konduktivity yaitu
dimulai dengan menyiapkan alat yaitu konduktivity meter, kemudian sampel
dihangatkan terlebih dahulu di dalam oven kemudian setelah hangat air sampel
dalam botol di kocok agar air sampel di dalamnya homogen kemudian dimasukkan 100
mL kedalam masing-masing gelas kimia, kemudian ujung alat pendeteksi
konduktivity meter (probe) dicelupkan kedalam sampel dan diaduk selama 5 detik
kemudian didiamkan. Dengan rangkaian pemprosesan
sinyal akan mengeluarkan output yang menunjukkan besar konduktifitas/daya
hantar listrik sampel air tersebut yang tertera pada display konduktivity
meter. Hasil yang diperoleh pada sampel A1 adalah 97 mg/L dan sampel
A2 adalah 103 mg/L.
Pada penentuan kadar padatan
tersuspensi di dalam sampel air ini digunakan metode gravimetri dengan cara
mengendapkan padatan tersuspensi yang terkandung di dalam sampel air yang
dianalisa. Pengendapan dilakukan dengan cara menyaring sampel air sehingga
keduanya menjadi terpisah, dimana padatan tersuspensi memiliki ukuran molekul
yang lebih besar dari pada padatan terlarut sehingga padatan tersuspensi ini
akan tertinggal pada kertas saring saat penyaringan dilakukan. Sebelum
disaring, sampel air terlebih dahulu dikocok agar zat-zat yang terkandung di
dalamnya tersebar merata dan homogen kemudian dimasukkan kedalam 50 mL kedalam
gelas ukur lalu disaring menggunakan kertas whatman 0,45 µm. Endapan yang
tertinggal pada kertas saring sebagai padatan tersuspensi ini kemudian
diletakkan pada wadah berupa cawan petri kemudian dilakukan pemanasan di dalam oven dengan suhu 1030C
- 105⁰C selama 1 jam bertujuan untuk menghilangkan
kadar air yang terdapat pada kertas saring maupun endapan sehingga akan
diperoleh berat padatan tersuspensi yang akurat. Setelah dilakukan pemanasan
maka kertas saring beserta wadahnya didinginkan di dalam desikator selama 10 -
15 menit selanjutnya ditimbang hingga diperoleh berat yang konstan. Perlu
diperhatikan jika tidak diperoleh berat konstan maka Ulangi tahapan
pengeringan, pendinginan dalam desikator, dan lakukan penimbangan sampai
diperoleh berat konstan atau sampai perubahan berat lebih kecil dari 4%
terhadap penimbangan sebelumnya atau lebih kecil dari 0,5 mg. Adapun Hasil yang diperoleh pada sampel A1
adalah 0,026 mg/L dan sampel A2 adalah 0,236 mg/L.
Berdasarkan standar kualitas air minum yang telah ditentukan oleh
Amerika Serikat dan PERMENKES RI 2010 untuk Total Dissolved Solid adalah sebesar 500 mg/L. Jadi dapat disimpulkan
bahwa air tersebut layak untuk dikonsumsi.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
percobaan yang telah kita lakukan, kita dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut:
1.
Hasil yang diperoleh pada pengukuran Total Dissolved solid untuk sampel
A1 adalah 97 mg/L dan sampel A2 adalah 103 mg/L.
2.
Hasil yang diperoleh pada pengukuran Total
Suspended solid untuk sampel A1
adalah 0,026 mg/L dan sampel A2 adalah 0,236 mg/L.
B. Saran
Sebaiknya
dalam pelaksanaan praktikum setiap mahsiswa dapat melakukan praktikum dengan
lebih berhati-hati pada saat penggunaan bahan kimia khususnya bahan kimia yang
berbahaya.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonymous, 2011. Didownload dari http://younggeomorphologys.wordpress.com/2011/03/19/konsepsi-kebutuhan-air-batasan-dan-cara-perhitungannya/ Diakses 05
November 2011
Anonymous. 2010. Total
Dissolved Solids. online http://en.wikipedia.org/wiki/Total_dissolved_solids. Diakses pada tanggal 06 November
2011
Anonymous.
2011. Tinjauan Pusta http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20469/3/Chapter%20II.pdf . Diakses pada tanggal 06 November
2011
Banyu. 2010. Didownload dari http://www.sentra-edukasi.com/2010/04/cara-kerja-tds-meter.html Diakses 05
November 2011
Irha, 2011. Didowload dari http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/2157090-penentuan-kadar-dengan-metode-gravimetri/ Diakses 05
November 2011
Insan 2008. Mineral Water VS Pure Water. Online http://www.forumsains.com/kesehatan/mineral-water-vs-pure-water/5/?wap2. Diakses pada tanggal 07
November 2011
Misnani. 2010. Praktikum Teknik Lingkungan Total Padatan Terlarut. Online http://misnanidulhadi.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 07 November 2011
Margareth Elisa. 2009. Analisa Kadar Total Suspended Solid (TSS), Amoniak (NH3),
Sianida (CN) Dan Sulfida (S2-) Pada Limbah Cair Bapedaldasu. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20925/4/Chapter%2009.pdf. . Diakses pada tanggal 07
November 2011
Sumantri Arif. Kesehatan Lingkungan Dan
Prespektif Islam, Jakarta: Kencana, 2010
Niceee
BalasHapuscara pengenceran larutan yang benar itu gmna ? mohon infonya
BalasHapusdari 2ppm ke 0.2ppm
@uknown caranya dengan rumus pengenceran.. ditmbahkan pelarut sejumlah trtentu sehingga konstrasinya berkurang ... rumus = V1.C1 = V2.C2
BalasHapus